Paralel dengan gerakan-gerakan desain yang radikal seperti Konstruktivisme Rusia, Bauhaus, dll, aliran De Stijl muncul pada situasi sosial yang tak menentu akibat PD I. Sebagai sinyal berakhirnya dogma dan tradisi kebudayaan dari akhir abad ke-19, De Stijl menolak seni Borjuis yang naturalistis dan pemujaan individualitas dalam Romanticism (yang anti keuniversalan dari Neo-Klasik).
De Stijl adalah aliran seni yang tidak representasional, tidak ilustratif ataupun naratif. De Stijl dianggap sebagai penangkal dari konflik antara universalitas dan individualitas. Menggunakan bentuk-bentuk geometris dengan susunan konstruksi yang sangat teknis dan sudut pandang yang tepat. Aliran ini meliputi seni dua dimensi dan tiga dimensi, arsitektur, dan juga tipografi.
De Stijl berasal dari nama sebuah majalah seni di Belanda yang terbit antara tahun 1917-1931. De Stijl adalah bahasa Belanda untuk kata “The Style”. Tokoh-tokoh utama pendirinya adalah pelukis: Piet Mondrian dan Theo van Doesburg, kemudian bergabung arsitek: Gerrit Rietveld dan Jacobus Johannes Pieter Oud.
Awalnya pelukis yang bernama asli Pieter Cornelis Mondriaan (1872-1944) merupakan seorang pelukis natural, kemudian banyak dipengaruhi oleh Kubisme Picasso. Namun Kubisme tidak mengembangkan abstraksi secara optimal sebagaimana yang diinginkan oleh Mondrian: “the expression of pure reality” (fachereau, 1994:20). Oleh karena itu, dikembangkanlah abstraksi penuh yang kemudian disebut Neo-Plasticism.
Neo-Plasticism adalah nama lain gerakan De Stijl. Menekankan kelenturan bidang dengan cara memanfaatkan garis vertikal-horisontal. Warna yang dipakai adalah warna-warna primer (biru-merah-kuning) dan hitam, putih, dan abu2. Pandangannya bahwa kanvas adalah permukaan yang datar, harus berisikan elemen-elemen yang datar saja yang menyebabkan dia menghilangkan semua garis lengkung dan memakai garis lurus saja.
Neo-Plasticism memanggil mereka yang percaya perlu adanya pembangunan ulang dalam seni dan budaya dengan cara menghancurkan hal-hal yang menghambat perkembangannya. Mereka menghilangkan batasan-batasan dalam bentuk natural dan apa saja yang menghadang the expression of pure reality. Karya-karyanya dimaksudkan untuk mengekspresikan suatu masa depan dari dunia yang mengalami perubahan besar dalam politik dan sains. Karena itu, sesuai dengan dunia yang semakin terpengaruh oleh sains dan matematika, elemen-elemen kompleks yang natural (garis-garis lengkung dan diagonal, tekstur, dan warna) ditiadakan hingga tersisa garis vertikal-horisontal dan warna-warna primer pada bidang datar.
Intinya adalah merepresentasikan dunia dengan disimplifikasi (minimalis). Mengekspresikan “pure reality”, essence of the subject dengan cara yang paling sederhana tanpa menampilkan detil dan imej aktualnya, melainkan hanya komposisi yang seimbang (tetapi harus terbentuk dari bagian-bagian yang asimetris). Mondrian melihat batas-batas asimetris dari komposisinya sebagai perbandingan dari keseimbangan dari kekuatan yang berlawanan: Manusia dan alam, individu dan masyarakat, dan seterusnya. Balance dan ritme ditingkatkan dengan hubungan antara proporsi-lokasi dan melalui penggunaan oposisi. Dengan niat membuat karyanya terlihat tidak subjektif dan seperti mesin, seniman De Stijl yang diwakili para cubist dan futurist berharap sebuah komunitas bisa terbentuk dengan menolak individualitas dan mendukung keinginan bersama..
Gerakan De Stijl juga menjadi gerakan yang mengawali logo design.
Istilah Neo-Plasticism digunakan oleh Mondrian pada tahun 1920 dan tampak dalam karya-karyanya, salah satunya yang terkenal adalah Composition with Red, Yellow, Blue and Black (1921). Ia mengundurkan diri dari majalah De Stijl pada tahun 1923 setelah van Doesburg melukis dengan mengadopsi elemen-elemen diagonal di dalamnya. Van Doesburg melanjutkan penerbitan De Stijl hingga tahun 1931
Seorang Arsitek Belanda yang mendapat ilham dari gaya lukisan Mondrian adalah Gerrit Thomas Rietveld. Rietveld merancang rumah, interior dan furniturnya untuk seseorang bernama Truus Schroeder dengan mengikuti gaya lukisan Mondrian. Rumah tersebut, Schroeder’s House (1924) dan kursi di dalamnya Red/Blue Chair (1918-1923) menjadi hasil karya yang terkenal dan merupakan contoh dari yang disebut juga gaya modern minimalis.
Schroeder’s House dibuat dengan tampilan luar yang asimetris, dengan dinding-dinding pemisah yang moveable di dalamnya menggambarkan kedinamisan dan ide Neo-Plasticism tentang objek yang melayang dalam ruang. Panel-panel bergerak ini memungkinkan penghuni untuk memilih menjadikan rumahnya sebagai satu ruang yang luas atau ruang-ruang yang terpisah.
Kursi Red/Blue Chair bentuk dan warnanya didesain sedemikian rupa sehingga dapat tampak seperti bidang dua dimensi yang menyatu dengan ruang sekitarnya. Saat diletakkan di ruang yang gelap, bidang sandaran (warna merah) dan bidang dudukan (warna biru) akan terlihat menonjol, sedangkan batang-batang kayu penopangnya yang berwarna gelap seakan terserap dan tidak terlihat.
Aliran De Stijl mempengaruhi aliran Bauhaus melalui Theo van Doesburg yang mengajar pada sekolah Bauhaus. Aliran De Stijl pudar juga ditandai dengan kematian teoretikus dan penerbit majalah utamanya, Theo van Doesburg pada tahun 1931.
Contoh-contoh karya De Stijl:
No comments:
Post a Comment